Berawal
dari tiga tahun yang lalu melalui aplikasi social
media yang cukup terkenal, BBM, kami saling berkenalan. Saat itu kami hanya
berkenalan biasa, tapi disitulah awal aku sudah punya rasa sama dia, atau
istilahnya cinta pada pandangan pertama. Hari demi hari berlalu, tahun demi
tahun pun berlalu, kami semakin akrab saja dalam percakapan itu. Pada tahun
2013 akhir, percakapan kita mulai tehenti dikarenakan pada saat itu handphone
saya rusak dan saya harus mengganti handphone saya. Akibatnya, seluruh kontak
teman saya di BBM hilang, termasuk dia. Akhirnya kami lost contact cukup lama. Gak tau berapa lama kita lost contact.
Sore
itu, aku pergi ke dokter untuk melakukan chek
up. Ketika aku masuk, ternyata antrian sudah sangat banyak. Sambil menunggu
antrian tersebut, akhirnya aku putuskan untuk online Facebook dan aku lihat dia juga sedang online. Aku pun memulai
percakapan dengannya, mulai menanyakan kabarnya, dan sampai pada akhirnya aku meminta
PIN BB ke dia. Setelah dapat PIN, aku langsung invite dia dan sama dia langsung di accept. Bahagia banget bisa
contact sama dia lagi. Pecakapan awal adalah aku tanya ke dia, “mau melanjutkan
kemana?” Dia jawab “mau ke polisi”, setelah itu dia tanya ke saya hal yang sama
waktu itu, aku jawab “aku udah kuliah di ***** (salah satu universitas swasta
di Surabaya) jurusan Manajemen Bisnis, tapi tahun depan ingin daftar lagi ke
kedokteran “. Awalnya dia gak percaya kalau aku udah kuliah, dikiranya aku
masih kelas 3 SMA, aku tanya lagi, “persiapan buat UN kamu gimana?”. Dia jawab
“ya biasa aja belajar, andaikata kita ujiannya sama” aku hanya berkata dalam
hati “iya andaikata kita sama pasti lebih seru” percakapan kami pun semakin
seru sampai akhirnya kita sudahi pukul 7 (kalau tidak salah).
Pada
waktu itu hari jum’at, dia memasang DP sedang berada di rumah sakit. Akupun
merasa khawatir dengan keadaanya. Aku tanya ke dia, “kamu kenapa?”. dia hanya
menjawab secara singkat, “aku mau operasi”. Semakin khawatir dengan keadaanya,
aku tanya lagi dia. Percakapan kita pun serius sampai kemudian jam sembilan
malam dia sudah ngantuk dan kita harus akhiri chat itu karena dia pun harus istirahat dengan
persiapan operasinya. ,Malam itu aku hanya bisa berdoa kepada tuhan agar dia
diberi kelancaran dalam operasinya. Cemas.?
Itu sudah pasti. Keesokan harinya, pukul 10 aku lihat dia udah update status lagi di FB. Lalu aku tanya
ke dia “udah selesai oprasinya?”, dia jawab “ udah”. Akhirnya kita ngborol seru
banget, kalau aku ingat chat itu, aku
pasti ingin tertawa. Kita pun berngobrol ria sampai tidak terasa waktu
menunjukkan pukul satu siang dan dia bilang mau istirahat karena nanti jam tiga temannya mau menjenguk
dia.
Jumat,
13 Maret 2015, aku lupa chat
pertamanya apa, tapi yang jelas mulai hari itu pecakapan kita mulai intens banget. Dia mau cerita pada hari
itu tapi gak jadi, akhirnya hari sabtu dia cerita sama aku. Aku hanya kasih
solusi yang hanya aku bisa aja. Dihari itulah benih cinta mulai tumbuh. Aku mulai merasa aneh dengan diriku sendiri.
Seperti ada yang nge – ganjel di
bagian dada sebelah kiri. Sepertinya aku mulai suka sama. Sehari saja kalau ngga ngobrol dengan dia, entah lewat
sosmed atau telepon sama dia, rasanya hariku kurang pas. Apa mungkin sugestiku
ingin selalu bersamanya, setiap aku ingin tidur mimpiin dia. Indaah sekali rasanya.
Rabu,
18 Maret 2015 pukul 17.00 WIB, aku mengutarakan rasaku ke dia, rasa cintaku ke
dia, rasa ingin selalu bersamanya. Dia bilang aku anaknya kurang romantis. Aku
bilang ke dia, ya emang aku ini apa adanya, aku itu anaknya memang gak bisa romantis.
Akhirnya aku di terima sama dia. Aku seneng banget, tuhan rasanya hidupku sudah
lengkap.
Hari-
hari kita jalani dengan kasih sayang, masalah mulai pada hari Sabtu siang waktu
saya melakukan perjalanan menuju Jember, dia Tanya ke saya, “tanggal berapa
kita jadian?’ aku jawab, “18 maret 2015 jam 17.00 WIB” ( nadaku sambil kesal).
Lalu aku tanya, “sebenarnya kamu sayang sama aku gak?” eh malah dia nya marah
besar sama aku. Dikira aku mempermainkan cintanya, gak ada dalam benakku
mempermainkan cinta sesorang yang aku sayangi, karena dipermainkan cintanya itu
sakit sekali. Aku akhirnya meminta maaf ke dia, dia tetap gak mau memaafkan aku.
Disitu
hatiku sudah hancur, aku selalu kepikiran tentang dia, sampai akhirnya aku
jatuh sakit, jantungku terasa sesak. Sampai di Jember, aku kabarin dia kalau
aku mau check up di salah satu rumah
sakit di Jember. dia SMS menghawatirkan aku, tapi setelah itu dia bilang dia
lebih baik jadi sahabatku. Disitu saya lebih sakit hati, aku ngga bisa tidur memikirkan dia. Malam
hari pukul dua, aku membuat surat permintaan maaf ke dia, aku nyesel banget
waktu itu. Esok harinya hubungan kita mulai membaik lagi, tapi hubungan kita
gak seperti sebelumnya. Kali ini hubungan kita sedikit merenggang, sejak hari
itu hubungan kita merenggang sekali, dia sangat cuek ke saya. Hari senin aku
chat dia, jawabnya lama dan sekali jawab, singkat banget lebih tepatnya. Aku
bilang ke dia, “kamu itu cuek sekali gak kayak biasanya” dia pun membalas, “
aku ini kayak dulu seperti ini”, akhirnya pertengkaran antara kami berdua
dimulai sampai akhirnya kami putus.
Setelah
putus hati saya semakin hancur sampai 1000 kali lipat. Saya harus kehilangan
pacar yang saya cintai dan sahabat tercinta saya.,Aku udah gak bisa
menyembunyikan lagi rasa galau ku ke teman-teman, aku yang dilihat teman-teman
begitu tegar akhirnya tumbang. Setiap aku tidur aku pasti mimpi dia sampai
sekarang, mimpi itu indah aku berharap kenyataannya juga sama seperti mimpi
itu. Aku tidak tahu harus ngapain lagi sekarang.