Rabu, 25 Maret 2015

My Love Story

Berawal dari tiga tahun yang lalu melalui aplikasi social media yang cukup terkenal, BBM, kami saling berkenalan. Saat itu kami hanya berkenalan biasa, tapi disitulah awal aku sudah punya rasa sama dia, atau istilahnya cinta pada pandangan pertama. Hari demi hari berlalu, tahun demi tahun pun berlalu, kami semakin akrab saja dalam percakapan itu. Pada tahun 2013 akhir, percakapan kita mulai tehenti dikarenakan pada saat itu handphone saya rusak dan saya harus mengganti handphone saya. Akibatnya, seluruh kontak teman saya di BBM hilang, termasuk dia. Akhirnya kami lost contact cukup lama. Gak tau berapa lama kita lost contact.

Sore itu, aku pergi ke dokter untuk melakukan chek up. Ketika aku masuk, ternyata antrian sudah sangat banyak. Sambil menunggu antrian tersebut, akhirnya aku putuskan untuk online Facebook dan aku lihat dia juga sedang online. Aku pun memulai percakapan dengannya, mulai menanyakan kabarnya, dan sampai pada akhirnya aku meminta PIN BB ke dia. Setelah dapat PIN, aku langsung invite dia dan sama dia langsung di accept.  Bahagia banget bisa contact sama dia lagi. Pecakapan awal adalah aku tanya ke dia, “mau melanjutkan kemana?” Dia jawab “mau ke polisi”, setelah itu dia tanya ke saya hal yang sama waktu itu, aku jawab “aku udah kuliah di ***** (salah satu universitas swasta di Surabaya) jurusan Manajemen Bisnis, tapi tahun depan ingin daftar lagi ke kedokteran “. Awalnya dia gak percaya kalau aku udah kuliah, dikiranya aku masih kelas 3 SMA, aku tanya lagi, “persiapan buat UN kamu gimana?”. Dia jawab “ya biasa aja belajar, andaikata kita ujiannya sama” aku hanya berkata dalam hati “iya andaikata kita sama pasti lebih seru” percakapan kami pun semakin seru sampai akhirnya kita sudahi pukul 7 (kalau tidak salah).

Pada waktu itu hari jum’at, dia memasang DP sedang berada di rumah sakit. Akupun merasa khawatir dengan keadaanya. Aku tanya ke dia, “kamu kenapa?”. dia hanya menjawab secara singkat, “aku mau operasi”. Semakin khawatir dengan keadaanya, aku tanya lagi dia. Percakapan kita pun serius sampai kemudian jam sembilan malam dia sudah ngantuk dan kita harus akhiri chat itu  karena dia pun harus istirahat dengan persiapan operasinya. ,Malam itu aku hanya bisa berdoa kepada tuhan agar dia diberi kelancaran dalam operasinya. Cemas.?  Itu sudah pasti. Keesokan harinya, pukul 10 aku lihat dia udah update status lagi di FB. Lalu aku tanya ke dia “udah selesai oprasinya?”, dia jawab “ udah”. Akhirnya kita ngborol seru banget, kalau aku ingat chat itu, aku pasti ingin tertawa. Kita pun berngobrol ria sampai tidak terasa waktu menunjukkan pukul satu siang dan dia bilang mau istirahat  karena nanti jam tiga temannya mau menjenguk dia.

Jumat, 13 Maret 2015, aku lupa chat pertamanya apa, tapi yang jelas mulai hari itu pecakapan kita mulai intens banget. Dia mau cerita pada hari itu tapi gak jadi, akhirnya hari sabtu dia cerita sama aku. Aku hanya kasih solusi yang hanya aku bisa aja. Dihari itulah benih cinta mulai tumbuh.  Aku mulai merasa aneh dengan diriku sendiri. Seperti ada yang nge – ganjel di bagian dada sebelah kiri. Sepertinya aku mulai suka sama. Sehari saja kalau ngga ngobrol dengan dia, entah lewat sosmed atau telepon sama dia, rasanya hariku kurang pas. Apa mungkin sugestiku ingin selalu bersamanya, setiap aku ingin tidur mimpiin dia. Indaah sekali  rasanya.

Rabu, 18 Maret 2015 pukul 17.00 WIB, aku mengutarakan rasaku ke dia, rasa cintaku ke dia, rasa ingin selalu bersamanya. Dia bilang aku anaknya kurang romantis. Aku bilang ke dia, ya emang aku ini apa adanya, aku itu anaknya memang gak bisa romantis. Akhirnya aku di terima sama dia. Aku seneng banget, tuhan rasanya hidupku sudah lengkap.

Hari- hari kita jalani dengan kasih sayang, masalah mulai pada hari Sabtu siang waktu saya melakukan perjalanan menuju Jember, dia Tanya ke saya, “tanggal berapa kita jadian?’ aku jawab, “18 maret 2015 jam 17.00 WIB” ( nadaku sambil kesal). Lalu aku tanya, “sebenarnya kamu sayang sama aku gak?” eh malah dia nya marah besar sama aku. Dikira aku mempermainkan cintanya, gak ada dalam benakku mempermainkan cinta sesorang yang aku sayangi, karena dipermainkan cintanya itu sakit sekali. Aku akhirnya meminta maaf ke dia, dia tetap gak mau memaafkan aku.

Disitu hatiku sudah hancur, aku selalu kepikiran tentang dia, sampai akhirnya aku jatuh sakit, jantungku terasa sesak. Sampai di Jember, aku kabarin dia kalau aku mau check up di salah satu rumah sakit di Jember. dia SMS menghawatirkan aku, tapi setelah itu dia bilang dia lebih baik jadi sahabatku. Disitu saya lebih sakit hati, aku ngga bisa tidur memikirkan dia. Malam hari pukul dua, aku membuat surat permintaan maaf ke dia, aku nyesel banget waktu itu. Esok harinya hubungan kita mulai membaik lagi, tapi hubungan kita gak seperti sebelumnya. Kali ini hubungan kita sedikit merenggang, sejak hari itu hubungan kita merenggang sekali, dia sangat cuek ke saya. Hari senin aku chat dia, jawabnya lama dan sekali jawab, singkat banget lebih tepatnya. Aku bilang ke dia, “kamu itu cuek sekali gak kayak biasanya” dia pun membalas, “ aku ini kayak dulu seperti ini”, akhirnya pertengkaran antara kami berdua dimulai sampai akhirnya kami putus.


Setelah putus hati saya semakin hancur sampai 1000 kali lipat. Saya harus kehilangan pacar yang saya cintai dan sahabat tercinta saya.,Aku udah gak bisa menyembunyikan lagi rasa galau ku ke teman-teman, aku yang dilihat teman-teman begitu tegar akhirnya tumbang. Setiap aku tidur aku pasti mimpi dia sampai sekarang, mimpi itu indah aku berharap kenyataannya juga sama seperti mimpi itu. Aku tidak tahu harus ngapain lagi sekarang.